Langsung ke konten utama

Bunda Aku Sudah Menggoreng Telur



Bunda Aku Sudah Menggoreng Telur

Sore itu sepulang kerja saya kembali membersamai kedua putri saya. Kakak Ts sibuk bermain masak-masakan di samping saya dan Adik Fd yang masih 1,5 tahun seperti biasa minta gendong dan minum asi. Sambil memberi asi ternyata membuat saya terkantuk-kantuk. Begitu juga Adik Fd mengantuk dan akhirnya tertidur.

Di sela-sela kantuk, saya terkaget saat mendengar Kakak Ts menyeletuk dari ruang makan. “Bunda nanti buka puasa pakai apa? “, tanya Kakak Ts. 

Ternyata Kakak Ts pergi ke meja makan dan melihat di meja makan belum ada lauk dan Kakak Ts ingat kalau hari ini saya puasa. Kebetulan hanya saya yang puasa saja, Ayah dan Kakak Ts tidak ikut puasa. 

“O iya Bunda belum masak, nanti saja goreng telur”, jawab saya.

Tak lama kemudian rupanya saya tertidur lagi dan bangun karena kaget mendengar suara piring dari arah dapur. Saya segera terbangun dan ingat kalau saya belum menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. 

Saya ke dapur dan melihat Kakak Ts sedang mencuci piring.

“Wah makasih Kak, sudah membantu Bunda mencuci piring”, kata saya.

“Iya”, jawab Kakak sambil meneruskan menyelesaikan mencuci piringnya.

Saat saya akan membuka kulkas untuk mengambil telur, kakak menyeletuk lagi, “Bunda aku udah menggoreng telur tadi”.

“Wah, iya tho? Makasih ya.  Anak Bunda pintar”, kata saya sumringah senang. “Lha tadi menyalakan kompornya bagaimana?”, tanya saya ingin tahu karena biasanya api kompor tidak bisa langsung menyala ketika dinyalakan. 

“ Tadi aku menyalakan sekali belum menyala kompornya, lalu aku tekan lagi, akhirnya nyala”, jawab Kakak. 

“Oya besok lagi kalau menyalakan kompor hati-hati ya, kalau tidak bisa menyala, langsung dimatikan saja kompornya agar gas nya tidak keluar banyak”, jawab saya mengingatkan. 

“Trus gimana menggorengnya?”, tanya saya penasaran mendengar prosesnya menggoreng telur.

“Aku memecah telurnya pelan-pelan di atas wajan, lalu hampir lupa tadi belum diberi garam, he..he..untungnya inget”, kata kakak bercerita. “Setelah diberi garam, aku langsung balik telurnya, takut kena ciprat minyak”, kata kakak lagi. “Setelah itu aku ambil piring dan kuangkat telurnya”, “Wah lega”, kata kakak mengakhiri ceritanya dengan antusias.

“Wah keren, bagus banget Kak, makasih ya”, jawab saya senang mendengar ceritanya.

 “Oya Bunda jadi ingat Kakak kan senang masak dan sudah bisa memasak sedikit-sedikit. Bagaimana kalau memasak dan membantu bunda di dapur menjadi tugas harian Kakak? “ kata saya ingat untuk melatih kemandirian Kakak .

“ Ya, gak papa”, jawab Kakak.

Beberapa hari yang lalu kakak memang sudah berlatih kemandirian mencuci baju, mencuci piring, dan menyapu. Menyiapkan masakan sederhana adalah latihan kemandirian lainnya yang Kakak pilih. Sore itu Kakak sudah mempraktekan dengan membuat telur ceplok untuk saya. Kejutan sore yang menyenangkan dari putri tercinta. Wah Bunda jadi terharu..hiks..hiks..Semoga Allah memberi balasan kebaikan untukmu Nak. Aamiin.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari
#Day8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...

Titip Jual di Kantin Sekolah

Titip Jual di Kantin Sekolah Cerdas finansial merupakan salah satu hal yang ditanamkan dalam game level 8 ini. Menjadi cerdas finansial juga menjadi sarana persiapan kakak menuju mandiri secara finansial. Game ini sebagai sarana persiapan akil baligh kakak. Sebut saja saja sebagai program Road to 12 years old. Diantara program tersebut adalah menitipkan makanan di kantin sekolah dengan sistem titip jual. Makanan yang bisa dititipkan haruslah makanan sehat tanpa tambahan msg, pemanis buatan, dan pengawet. Setalah berdiskusi dengan kakak, makanan favorit adalah semua jenis es. Kata kakak walaupun musim hujan, anak-anak selalu menyukai es dan susu. Harga pun maksimal 2000 rupiah. Kami pun mulai mencari es apa yang mudah dibuat dan harganya terjangkau. Ada beberapa pilihan diantaranya es buah, jus, maupun es krim. Rencana sebelum menitipkan dikantin sekolah, kami akan membuat dulu di rumah. Tunggu cerita kami selanjutnya ya di game cerdas finansial. #KuliahBunsayIIP #T...

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper Sebelum ikut kelas #belajarzerowaste yang dikelola oleh Ibu Dini DK Wardhani, saya biasa mengkonsumsi tisu gulungan dalam jumlah lumayan banyak. Awalnya saya menyimpan gulungan tisue ( rollpaper) tersebut. Lama kelamaan jumlah rollpaper semakin banyak. Saya menyimpannya karena saya pikir pasti bisa digunakan untuk membuat prakarya bersama anak. Saat ada waktu senggang saya dan anak memanfaatkan rollpaper tersebut untuk membuat tempat pensil dan pernik-pernik. Rollpaper dibungkus kertas kado dan dilem di atas karton. Namun ternyata rollpaper bisa juga dimanfaatkan untuk berbagai bentuk yang lain yang unik dan lucu. Selain memanfaatkan sisa rollpaper , aktivitas ini bisa menjadi sarana bermain dan belajar dengan anak.   Ada beberapa laman yang bisa kita kunjungi lho untuk memanfaatkan rollpaper menjadi bentuk unik dan bermanfaat. 1.     https://casaydiseno.com/manualidades-con-rollo-de...