Langsung ke konten utama

Melatih Kemandirian : memilih yang dilakukan



Melatih Kemandirian : memilih yang dilakukan

Materi Bunda Sayang kali ini tentang kemandirian adalah salah satu materi yang saya nanti. Saya sendiri sewaktu kecil juga dilatih kemandirian sejak dini oleh orang tua saya. Sebagai anak tunggal, kedua orang tua saya tidak memanjakan saya. Mereka cenderung menagajarkan kemandirian. Prinsip mereka bahwa sebagai anak tunggal saya harus mandiri sehingga saya tidak perlu bergantung kepada orang tua maupun orang lain. 

Ketika sudah menjadi orang tua, ternyata tidak mudah juga mengajarkan kemandirian kepada anak. Kadang anak tidak konsisten melakukan hal yang ingin saya biasakan atau kadang sebaliknya saya yang tidak konsisten untuk mengingatkan. Akibatnya anak hanya melakukan kemandirian ketika dia mau saja atau ketika saya ingat saja.

Alhamdulillah dengan tantangan 10 hari game level 2 ini semoga bisa lebih konsisten membiasakan kemandirian untuk anak saya Ts (9 tahun) yang sudah memasuki usia sekolah. Setelah berkomunikasi dengan anak mengenai kemandirian apa yang ingin dan bisa dia lakukan saat ini. Ada beberapa pilihan yang saya tawarkan : mencuci baju sendiri, melipat baju dan menyimpannya di lemari pakaian, menyetrika, mencuci piring, menyapu, dan menyiapkan makanan sederhana. Dari beberapa pilihan ada kemandirian yang dia pilih yaitu : mencuci baju, mencuci piring, menyapu, dan menyiapkan makanan sederhana.

Hari pertama ini Ts memilih untuk mencuci bajunya sendiri. Kebetulan ada bajunya sendiri yang kotor. Pertama dia merendam bajunya selama beberapa menit dan lalu menguceknya. Saya ikut mengawasinya. Lama-lama dia keasyikan sambil bermain air. Saya khawatir dia terlalu lama bermain air sambil mencuci, saya sarankan untuk memindahkan baju ke mesin cuci agar lebih cepat. Akhirnya Ts setuju danberhasil menyelesaikan tugas kemandiriannya di hari pertama. Selamat Nak

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari
#Day1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Dongeng si Tompel (1)

Dongeng si Tompel (1) Adik yang baru berumur 2 tahun ssangat senang jika dibacakan cerita atau didongengi. Kali ini saya mengarang cerita berdasarkan gambar yang ada di halaman belakang Bobo Junior. Gambar yang terdiri dari 4 gambar berurutan tanpa teks membuat saya berkreasi mengarang membuat cerita. Salah satu dongeng Tompel favorit adik adalah cerita si Tompel saat bermain bola sendiri. Di sampingnya ada ikan di akuarium memperhatikannya. Kemudian bola si Tompel masuk ke dalam akuarium. Blup...suara bola mengagetkansi ikan. Ikan merasa kesal dan ddengan sekuat tenaga ikan menyundul bola keluar akuarium dengan kepalanya. Wusss...bluss...bola masuk ke gawang. Tompel terkaget-kaget. Hi..ceritanya sederhana ya. Meski demikian adik sangat menyukainya. Dia menirukan gerakan menyundul bola dan selalu menyukai cerita itu. #Tantangan10hari #Level10 #KuliahBunsayIIP #GrabYourImagination

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s