Langsung ke konten utama

Oleh-Oleh Tempe Mendoan



Oleh-Oleh Tempe Mendoan

Tok..tok..tok.. terdengar suara ketukan pintu di pagi tadi. Waktu masih menunjukkan pukul 05.30. Setelah dibuka, oh ternyata Mbah Kakung datang. Memang rumah Simbah a.k.a. orang tua suami tidak jauh dari rumah. Hanya berjarak sekitar 200 meter. Kadangkala Mbah Kakung memang ke rumah untuk meminjam motor. Namun kali ini tampaknya Mbah Kakung tidak meminjam motor. Mbah Kakung membawa berita lelayu bahwa saudaranya yang ada di Purwokerto meninggal dunia. Sebenarnya saudara jauh sih, namun Mbah Kakung ingin agar Ayah bisa mengantar rombongan untuk takziyah ke Purwokerto. Sebagai anak yang berbakti, tentu saja Ayah menyetujuinya. Setelah mempersiapkan segalanya, berangkatlah rombongan ke Purwokerto.

Saya setelah mendengar kabar itu, otomatis mempersiapkan diri untuk menjemput Kakak pulang sekolah di sore hari. Sore harinya setelah saya jemput dan sampai di rumah, Kakak bertanya “Ayah pulang jam berapa Bun?”. 

“Gak tahu mungkin malam”, jawab saya.

Ternyata memang benar Ayah sampai rumah sekitar jam 22.00. Tentu saja kakak dan adik sudah terlelap ke alam mimpi. Padahal ayah membawa pulang oleh-oleh tempe mendoan kesukaan Kakak. Kebetulan saya berasal dari daerah Ngapak wk..wk..wk..jadi dari kecil sudah makan mendoan dan kakak pun tampaknya sama seperti saya, pecinta tempe mendoan. 

Keesokan harinya, saya mempersiapkan diri untuk memasak. Melihat saya memasak dan membuka bungkusan daun tempe mendoan, Kakak mendekati saya. “Tempe mendoan dari mana Bun?”, tanya Kakak.

“Oleh-oleh dari Ayah”, jawab saya.

“Aku bantu ya Bun” , kata Kakak.

Setelah itu Kami mempersiapkan semuanya, dari mengambil tepung terigu, menghaluskan bumbu, dan mencampurkannya dengan air. Setelah siap, saya menyiapkan wajan untuk menggoreng. Setelah menggoreng beberapa dan ada yang matang, Kakak langsung mencicipinya. 

“Hm..enak”, “sini aku aja yang menggoreng Bun” kata Kakak setelah menghabiskan 1 mendoan.

“Oh mau mencoba?”, “OK”, “hati – hati, awas minyaknya panas”, jawab saya.

“Iya, aku pakai sendok ambil mendoannya.  Naruh tempenya ke wajan juga pelan kok Bun”, kata Kakak.

Hm...baiklah saya akhirnya mengamati dari belakang karena Kakak mengambil alih kegiatan menggoreng. Namun Kakak tetap masih dibantu saat mengambil gorengan dari wajan. Jadi masih harus tetap didampingi ya Bunda. Sekarang memasak jadi lebih menyenangkan nih karena ada asisten cilik :)
 
 
#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari
#Day9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s

Anggur yang Asam

Anggur yang Asam Setiap bulan saya membeli majalah wanita Ummi . Di dalam majalah tersebut terdapat bonus majalah Permata . Majalah Permata selalu ditunggu oleh Kakak Ts. Dia selalu antusias membaca majalah Permata . Walaupun hanya tipis, isi majalah tersebut cukup berbobot. Ada kolom cerita bergambar, surat pembaca, ilmu pengetahuan, dan juga karya anak. Dari semua kolom yang ada di Majalah Permata , salah satu kolom yang menjadi favorit Kakak Ts adalah kolom cerita di surau . Kolom cerita di surau menceritakan tentang cerita ustad yang mengajari anak-anak mengaji di masjid. Ustad tersebut memberi cerita kepada anak-anak tentang kisah Rasululloh. Cerita dihubungkan dengan masalah yang yang dihadapi anak-anak dengan kondisi serupa di masa Rasululloh SAW. Cerita kali ini yang dibaca oleh Kakak Ts berjudul Anggur yang Asam . Kisah ini menceritakan bagaimana Rasululloh begitu menghargai dan menjaga perasaan para sahabatnya. Saat itu Rasululloh mendapat hadiah anggur