11 CARA KOMUNIKASI PRODUKTIF
DENGAN ANAK
Anak –anak itu memiliki gaya
komunikasi yang unik. Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi
mereka tidak pernah salah meng copy. Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita
itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar
gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak
untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak,
tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar
kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
1. Keep Information Short & Simple (KISS)
Gunakan kalimat tunggal, bukan
kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi
handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah
rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya
langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru
anda berikan informasi yang lain)
2. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ?
selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang
ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38%
dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa
senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya”
(suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2
akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut.
Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
3. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak
kita inginkan
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame
terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat
waktu dan rajin belajar”
4. Fokus ke depan, bukan masa lalu
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek
sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa
waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar
nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya
tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu
bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
5. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa
kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan
data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor
penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal
tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula
dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor
penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
6. Fokus pada solusi bukan pada masalah
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah
hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya,
tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara
mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap
kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain,
dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
7. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Berikanlah pujian dan kritikan
dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu
dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja.
Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak
tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak
produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu
Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita
berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu,
bisakah kamu perbaiki lagi?”
8. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas,
malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal
berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan
tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan
kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari
menjelang tidur.
9. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah?
Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali
hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi
kebahagiaan dengan ibu?”
10. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan
kalimat yang menunjukkan empati
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu
aja capek?"
✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling
membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?
11. Ganti perintah dengan pilihan
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan
berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi
sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Sumber bacaan : Kuliah Bunda Sayang, Komunikasi Produktif
Sumber foto : www.escis.org.uk
Komentar
Posting Komentar