Langsung ke konten utama

Jamur Krispi Kriuk



Jamur Krispi Kriuk

Kemarin sore saya beli tiga plastik jamur tiram dan sekarang ketiga bungkusan tersebut masih tersimpan rapi di kulkas. Entahlah mau diapakan si jamur, mungkin dimasak sop atau di sayur oseng atau bisa juga dibuat jamur krispi. Saya selalu saja ingin membeli jamur kalau kebetulan si jamur nangkring di warung sayur langganan saya. Yang penting si jamur dibeli dulu sekarang, mau diapakan nanti pikir kemudian. Begitulah prinsip saya...he...he...he...

Pagi harinya ketika akan memasak saya membuka isi kulkas dan melihat si jamur masih utuh. Kakak dibelakang saya dan melihatnya juga.

“Wah ada jamur Bun, dibuat krispi aja ya”, kata Kakak.

“Oh ya boleh”, “masih ada tepung krispi tidak?”, “coba dilihat dulu”, kata saya.

Setelah melihat persediaan tepung krispi masih ada, mulailah kami mengeksekusi si jamur. Pertama jamur tiram di cuci dengan air mengalir. Tugas mencuci jamur menjadi bagian kakak. Kemudian saya memasak air sampai mendidih lalu saya tambahi garam sedikit. Tugas kakak berikutnya memasukkan jamur ke dalam rebusan air tersebut. Setelah beberapa menit, Kakak menyaring jamur tersebut sampai airnya tuntas. 

Selanjutnya telur dipecah dan dikocok oleh Kakak. Jamur dicampur dengan telur lalu dibalurkan ke dalam tepung krispi. Setelah semua siap, saya menyiapkan wajan untuk menggoreng. 

“Sudah panas belum minyaknya Bun?” tanya Kakak.

“Sudah, coba masukkan sedikit dulu jamurnya”, kata saya.

Kakak memasukkan jamur sedikit demi sedikit ke wajan dan menggorengnya. Setelah matang lalu diangkat dan ditiriskan. Setelah dipindahkan ke piring dan siap disajikan, Kakak tidak lupa mencicipinya. 

“Kriuk”, “hm...gurih enak Bun”, kata Kakak senang.

Asyik..ada jamur krispi kriuk ala Kakak untuk sarapan pagi ini. Besok kita masak apalagi ya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awan dan Perjalanan

Awan dan Perjalanan Perjalanan selalu menyenangkan bagi keluarga kami. Dulu sewaktu orangtua saya atau simbah kakak Ts tinggal berpuluh kilo meter dari rumah kami, kami ada agenda rutin mudik. Sekarang saat simbah tinggal bersama kami, agenda perjalanan tetap ada. Agenda silaturahmi diantaranya. Saat perjalanan merupakan family time terlama bagi kami. Dalam perjalanan kami bisa berbagi cerita dan tertawa. Begitu juga saat perjalanan kemarin, saya tertarik untuk melihat langit dan mengamati awan. Pagi hari yang cerah saat itu pemandangan langit sangat indah berwarna biru dengan dihiasi gumpalan awan putih yang terlihat lembut seperti kapas. Kami pun saling mengamati langit. Dari cerita awan tersebut, kakak ingat pelajarannya di sekolah. Kakak bercerita bahwa awalnya hanya ada satu awan kecil, lalu awan-awan kecil itu bergabung menjadi satu dan menggumpal menjadi awan besar. Saat awan besar sudah penuh dan berat terjadilah hujan yang turun ke bumi. Hmm...ternyata ...

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan...

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...