Langsung ke konten utama

Mencuci Baju Sendiri (lagi)



Mencuci Baju Sendiri (lagi)

Hari ini Kakak Ts mencuci baju lagi. Selain mencuci bajunya sendiri sebanyak 1 setel baju, dia juga mencuci adik Fd yang baru berusia 1,5 tahun. Baju adik Fd tidak banyak juga berupa baju-baju kecil beberapa pasang. Kebetulan sudah beberapa minggu ini keluarga kami tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi praktis sebagian besar pekerjaan rumah harus kami tangani sendiri. Saya dan suami biasa berbagi pekerjaan rumah. Namun kali ini kami tidak hanya berbagi pekerjaan rumah saja, kami juga berusaha melibatkan kakak Ts yang sudah berusia 9 tahun dan sudah saatnya belajar membantu pekerjaan rumah tangga. Kebetulan lagi proses belajar ini bersamaan dengan proses belajar kemandirian di Kelas Bunda Sayang IIP.
Kakak Ts maupun suami tidak begitu mengetahui tentang game 10 hari ini. Saya tidak menceritakan secara detail. Hanya menekankan bahwa kakak Ts sekarang sudah besar dan sudah waktunya membantu pekerjaan di rumah. Dia setuju dan mau memulai hal yang dia suka seperti mencuci baju karena pada dasarnya dia suka bermain air. Jadi dia menganggap mencuci baju sambil bermain air. Hanya saja dalam proses belajar kali ini dia tidak tuntas mencuci baju sampai selesai karena dia tidak mau menjemurnya. Kebetulan pengering mesin cuci di rumah kami sedang rusak dan suami belum sempat memanggil tukang reperasi. Alhasil cucian baju masih basah dan berat untuk dijemur sehingga Kakak Ts pun merasa keberatan untuk menjemurnya sendiri. “Ayah saja yang menjemur ya Bun”, Kata Kakak Ts. Baiklah Nak, itu sudah cukup buat Bunda.
Ada alasan kenapa saya memilih menawarkan kemandirian mencuci baju dahulu kepada anak. Dulu sewaktu saya masih kecil, ada tetangga rumah kami yang merantau ke luar kota untuk sekolah. Kebetulan tetangga ini adalah anak perempuan yang tidak pernah mencuci baju di rumahnya. Alhasil ketika di perantauan dia merasa sedih sekali karena tidak bisa mencuci baju sendiri. Zaman dahulu tidak ada laundry dan mesin cuci juga masih langka. Maka proses kucek mengucek baju pun menjadi drama yang disertai dengan derai air mata. Orang tua tetangga kami merasa sedih mendengar cerita putri sulung mereka ini. Dari hal tersebut orang tua saya bertekad agar saya bisa mencuci baju sendiri. Saya mulai kelas 4 SD sudah diajari mencuci baju sendiri dan waktu itu Alhamdulillah sudah ada mesin cuci di rumah. Jadi tugas mencuci tidak terlalu berat...ha..ha..ha. Saya juga belajar mengucek baju sendiri agar di perantauan nanti tidak sedih saat harus mencuci baju sendiri. Berbekal cerita dan pengalaman ini mendorong saya untuk membiasakan Kakak Ts untuk bisa mencuci baju sendiri. Proses belajar dimulai sekarang saat Kakak Ts kelas 4 SD sama seperti saat saya dahulu belajar mencuci baju. Hampir sama seperti pepatah inggris terkenal itu like mother like daughter..wk..wk.wk..

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...

Titip Jual di Kantin Sekolah

Titip Jual di Kantin Sekolah Cerdas finansial merupakan salah satu hal yang ditanamkan dalam game level 8 ini. Menjadi cerdas finansial juga menjadi sarana persiapan kakak menuju mandiri secara finansial. Game ini sebagai sarana persiapan akil baligh kakak. Sebut saja saja sebagai program Road to 12 years old. Diantara program tersebut adalah menitipkan makanan di kantin sekolah dengan sistem titip jual. Makanan yang bisa dititipkan haruslah makanan sehat tanpa tambahan msg, pemanis buatan, dan pengawet. Setalah berdiskusi dengan kakak, makanan favorit adalah semua jenis es. Kata kakak walaupun musim hujan, anak-anak selalu menyukai es dan susu. Harga pun maksimal 2000 rupiah. Kami pun mulai mencari es apa yang mudah dibuat dan harganya terjangkau. Ada beberapa pilihan diantaranya es buah, jus, maupun es krim. Rencana sebelum menitipkan dikantin sekolah, kami akan membuat dulu di rumah. Tunggu cerita kami selanjutnya ya di game cerdas finansial. #KuliahBunsayIIP #T...

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper Sebelum ikut kelas #belajarzerowaste yang dikelola oleh Ibu Dini DK Wardhani, saya biasa mengkonsumsi tisu gulungan dalam jumlah lumayan banyak. Awalnya saya menyimpan gulungan tisue ( rollpaper) tersebut. Lama kelamaan jumlah rollpaper semakin banyak. Saya menyimpannya karena saya pikir pasti bisa digunakan untuk membuat prakarya bersama anak. Saat ada waktu senggang saya dan anak memanfaatkan rollpaper tersebut untuk membuat tempat pensil dan pernik-pernik. Rollpaper dibungkus kertas kado dan dilem di atas karton. Namun ternyata rollpaper bisa juga dimanfaatkan untuk berbagai bentuk yang lain yang unik dan lucu. Selain memanfaatkan sisa rollpaper , aktivitas ini bisa menjadi sarana bermain dan belajar dengan anak.   Ada beberapa laman yang bisa kita kunjungi lho untuk memanfaatkan rollpaper menjadi bentuk unik dan bermanfaat. 1.     https://casaydiseno.com/manualidades-con-rollo-de...