Putri Tangguk
Masih bercerita tentang dongeng
nusantara. Kali ini tentang dongeng Putri Tangguk yang kakak meminta saya
membacakannya. Dongeng saduran dari tulisan DK Wardhani ini cukup menarik.
Cerita tentang putri dari Provinsi
Jambi ini menarik. Alkisah tentang seorang istri dari petani yang bernama Putri
Tangguk. Putri ini memiliki sawah yang cukup luas dan hasil panen yang
melimpah. Bahkan dia tidak pernah kekurangan beras sepanjang tahun. Sampai suatu
hari saat panen, Putri Tangguk terpeleset di sawah karena jalan yang licin. Putri
Tangguk merasa kesal dan dia menabur gabah hasil panenan sebagai alas kakinya
agar tidak tergelincir saat berjalan. Anak dan suami Putri Tangguk
memperingatkan bahwa yang dilakukan oleh Putri Tangguk keliru. Mereka mengatakan
bahwa padi adalah untuk dimakan bukan untuk dijadikan alas untuk diinjak. Namun
Putri Tangguk tidak menggubrisnya.
Sampai suatu hari, anak Putri Tangguk ingin
memakan nasi. Saat Putri Tangguk akan mengambil nasi di meja, ternyata dia tidak
memiliki nasi. Kemudian dia akan menanak nasi, di tempat beras pun tidak ada
beras. Lalu dia pergi ke lumbung, ternyata di lumbung pun tidak ada gabah satu
pun. Lalu dia menuju sawah dan kaget mendapati semua sawahnya telah berubah
menjadi padang ilalang. Putri Tangguk pun menangis dan sampai tertidur. Di dalam
tidurnya Putri Tangguk bertemu beras yang bisa bicara. Putri Tangguk meminta
maaf kepada beras. Beras pun memaafkan. Meski demikian Putri Tangguk harus
bekerja keras agar sawahnya subur lagi. Setelah bangun, Putri Tangguk mengajak
suami dan anak-anaknya agar merawat sawah mereka sebaik-baiknya. Putri Tangguk
pun tidak pernah lagi menyia-nyiakan hasil panen. Bahkan sebutir beras pun
selalu dia rawat sebaik-baiknya.
Hikmah yang bisa diambil adalah kita
tidak boleh menyia-nyiakan makanan. Saat ada makanan banyak kita tidak boleh
membuangnya.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination
#GrabYourImagination
💐💐
BalasHapus