Langsung ke konten utama

Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Usia 0-2 Tahun


Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Usia 0-2 Tahun

Pentingnya memahami fitrah seksualitas anak adalah agar anak paham terhadap gender yang sudah diberikan dari-NYA. Untuk itu, diperlukan pendidikan seksualitas (tarbiyah jinsiyah/sex education) kepada anak sejak dini. Dengan tujuan agar anak menjadi manusia yang bertanggungjawab terhadap gender yang dimiliki. Anak memiliki keyakinan keimanan, ibadah, dan akhlak yang akan menjadi bagian dari membangun masyarakat yang beradab, sehingga anak dapat terhindar dari perilaku penyimpangan seksual, pelecehan, dan kejahatan seksual.

Di usia 0-2 tahun, merupakan usia bayi pada masa penyusuan.
Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Usia 0-2 Tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Berikan ASI secara langsung. Selain baik untuk anak, menyusui merupakan landasan aqidah pertama bagi anak. Dengan menyusu, anak juga merasakan kenikmatan (fitrah seksual yang pertama kali dirasakan)
2. Menanamkan rasa malu dengan tidak mengumbar aurat kepada anak. Sehingga anak paham akan batasan aurat pada ibunya. Saat menyusui, hanya bayi yang boleh melihat aurat bagian atas ibunya. Sehingga anak bisa dengan leluasa berinteraksi dengan ibunya.

Tantangan Gender
1. Faktor internal
Kelainan kromosom menjadi salah satu penyebab adanya orientasi seksual seseorang berbeda-beda. Meski adanya kelainan kromosom. Peran orangtua dan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap gender yang akan dipilihnya kelak.

2. Faktor Eksternal
Ada berbagai faktor eksternal yang berpengaruh:
a.      Peran Orangtua
bukan hanya sekedar memberi nafkah materi tetapi juga nafkah batin kepada anak. Terutama dalam memberikan sex education pada anak sejak dini.
b.      Lingkungan Sekitar
Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan berpengaruh besar pada kehidupan anak. So, sebagai orangtua berikan anak kita lingkungan yang baik dan kondusif.
c.       Sosial Ekonomi
Banyak orang yang hanya dengan himpitan ekonomi merubah perilakunya. Bisa dengan dia menjadi waria karena butuh uang. Bahkan anak muda zaman sekarang banyak yang menjadi kucing bahkan di lingkungan lokalisasi banyak perempuan yang masih di bawah umur.
d.       Media Elektronik
Utamanya internet, jadilah orangtua yang bijak terhadap internet.

Anak dilahirkan laki-laki atau perempuan. Sudah fitrahnya anak bersikap dan berperilaku sebagaimana apa yang sudah Allah berikan kepadanya.

Cara membangkitkan fitrah anak (0-2 tahun)
1. Menyusui
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Dan menyusui secara langsung bukan hanya sebagai bonding antara anak dan ibu, tetapi juga mengajarkan tentang aqidah pertama anak, dan kenikmatan seksual anak yang pertama.

2. Dekat dengan Ibu
Apapun pekerjaan kita, domestik/publik. Di saat usia inilah anak seharusnya dekat dengan kita. Tak hanya berpengaruh pada kehidupan seksualitas anak masa sekarang, tetapi juga berpengaruh pada masa depannya.

Bagaimana Solusinya?
1. Pendidikan dari Rumah
Bahwa rumah dan madrasah pertama. Dan ibu adalah guru pertama bagi anak.
2. Hindari berinteraksi dengan gawai saat menyusui
Meski anak belum bisa berkomunikasi, jangan sampai lengah. Karena nikmatnya komunikasi dengan anak adalah saat menyusui.

Diskusi
Tanya :
Bagaimana pada Ibu bekerja yang tidak bisa selalu menyusui anaknya secara langsung. Apakah  pemberian asi perah akan mempengaruhi perkembangan fitrah seksualnya?apakah bisa peran sang ibu digantikan oleh sang pemberi asi perah?jika iya, bagaimana caranya?
Jawab
Untuk ibu bekerja di ranah publik, memaksimalkan menyusui langsung saat berada di rumah perkembangan seksualnya harus lebih dekat dengan ibu meski saat ditinggal bekerja, anak bersama pengasuh

Tanya:
Saya baru menyusui sambil pegang gawai ini bagaimana 😭
Jawab:
Gawainya disembunyikan dulu aja mbak. Biasanya saya taruh d kasur dulu mbak, nanti lanjut pakai HP. Memang agak susah sebenrnya kalo no gawai saat menyusui, tapi lebih baik dibiasakan fokus ke anak saat menyusui sambil kita berbicara dengan anak untuk mempererat hubungan kita dengan anak karena momen menyusui menurut saya adalah momen romantiss yang tidak pernah terulang kalo anak sudah tidak menyusui lagi.

Tanya :
Untuk faktor eksternal poin dua, lingkungan sekitar. Apa yang sebaiknya dilakukan ortu untuk menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif ini? Padahal kita tahu, di luar sana banyak sekali pengaruh yang tidak semuanya bisa kita kendalikan.
Jawab:
Jadi, bukan mengendalikan semuanya mbak. Hanya meminimalisir. Apalagi kalau anak sudah gede dan berkeluarga, faktor sosial ekonomi banyak pengaruhnya. saya pernah denger ada bapak-bapak yang sudah beristri, karena himpitan ekonomi jadi berhubungan dengan sejenis. Bukan hal yang diinginkannya, tapi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ada juga istri yang diminta suaminya untuk menjual diri.
PR orangtua, saat anak masih berusia dini (berkaitan dengan materi ini) bukan hanya mengajarkan bagaimana pendidikan seksual saja, tetapi yang terpenting adalah pendidikan aqidah anak terlebih dahulu.
Jadi seburuk apapun lingkungan sekitarnya, anak sudah memiliki pegangan hidupnya. Menguatkan Aqidah dari dalam rumah.

#fitrahseksualitas
#tantangan10hari
#level11
#kuliahbunsayiip
#ibuprofesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awan dan Perjalanan

Awan dan Perjalanan Perjalanan selalu menyenangkan bagi keluarga kami. Dulu sewaktu orangtua saya atau simbah kakak Ts tinggal berpuluh kilo meter dari rumah kami, kami ada agenda rutin mudik. Sekarang saat simbah tinggal bersama kami, agenda perjalanan tetap ada. Agenda silaturahmi diantaranya. Saat perjalanan merupakan family time terlama bagi kami. Dalam perjalanan kami bisa berbagi cerita dan tertawa. Begitu juga saat perjalanan kemarin, saya tertarik untuk melihat langit dan mengamati awan. Pagi hari yang cerah saat itu pemandangan langit sangat indah berwarna biru dengan dihiasi gumpalan awan putih yang terlihat lembut seperti kapas. Kami pun saling mengamati langit. Dari cerita awan tersebut, kakak ingat pelajarannya di sekolah. Kakak bercerita bahwa awalnya hanya ada satu awan kecil, lalu awan-awan kecil itu bergabung menjadi satu dan menggumpal menjadi awan besar. Saat awan besar sudah penuh dan berat terjadilah hujan yang turun ke bumi. Hmm...ternyata ...

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan...

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...