Langsung ke konten utama

Membaca Buku Pertamaku



Membaca Buku Pertamaku


Pengenalan kebiasaan membaca sudah saya kenalkan kepada anak-anak sejak mereka masih bayi. Proses pertama ketika masih bayi, Adik Fd biasa saya bacakan buku bantal. Ada dua buku bantal yang ada di rumah yaitu buku berjudul Kalimat Thayibah dan buku berjudul Beruang Pelangi. Pengenalan buku baru sebatas melihat buku, memegangnya, menggigitnya, dan melemparnya. He..he..begitulah cara bayi membaca.

Proses kedua setelah pengenalan buku bantal, ada hardbook peninggalan Kakak Ts yang saya kenalkan ke Adik Fd. Hasilnya kurang lebih sama seperti proses membaca buku bantal : melihat, memegang, menggigit, dan melempar.

Proses ketiga adalah pengenalan buku kertas. Ada aneka buku yang sudah saya kenalkan ke Adik Fd. Pertama buku abjad yang berisi gambar satu huruf pada setiap satu halaman. Buku lainnya adalah buku kendaraan yang juga berisi satu gambar tiap halaman. Respon Adik Fd hampir sama dengan responnya terhadap buku bantal dan hardbook. Namun ada penambahan dengan merobek halaman buku. He...he...alhasil buku menjadi lembaran kertas.

Proses keempat yaitu dengan pengenalan buku cerita pendek kepada Adik Fd. Responnya sama seperti buku kertas : hanya dilihat dan dibuang..he..he..begitulah. Mungkin usianya waktu itu baru 1 tahun lebih jadi belum tertarik dengan benda yang hanya diam tidak bergerak.

Sekarang memasuki usia hampir 2 tahun, respon Adik Fd terhadap buku sudah lebih baik. Kemarin bersamaan dengan tugas kuliah Bunsay, saya mencoba menunjukkan buku berjudul makanan binatang. Responnya cukup bagus dengan melihat buku dan mengomentari buku. Begitu melihat gambar kelinci, dia langsung memegang kupingnya.
 “Kuping” kata Adik Fd.
“O iya ini kelinci, kupingnya panjang” kata saya sambil menunjuk gambar.
“Buntut” kata Adik Fd lagi sambil memegang bagian belakang badannya.
“Iya kelinci punya ekor” kata saya. “Kelinci maem wortel” kata saya lagi.
“Maem” kata Adik Fd.

Begitulah. Ada perkembangan menarik dalam proses membaca kali ini. Adik Fd mulai tertarik dengan buku dan bisa diajak belajar bersama.

#Day2
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Dongeng si Tompel (1)

Dongeng si Tompel (1) Adik yang baru berumur 2 tahun ssangat senang jika dibacakan cerita atau didongengi. Kali ini saya mengarang cerita berdasarkan gambar yang ada di halaman belakang Bobo Junior. Gambar yang terdiri dari 4 gambar berurutan tanpa teks membuat saya berkreasi mengarang membuat cerita. Salah satu dongeng Tompel favorit adik adalah cerita si Tompel saat bermain bola sendiri. Di sampingnya ada ikan di akuarium memperhatikannya. Kemudian bola si Tompel masuk ke dalam akuarium. Blup...suara bola mengagetkansi ikan. Ikan merasa kesal dan ddengan sekuat tenaga ikan menyundul bola keluar akuarium dengan kepalanya. Wusss...bluss...bola masuk ke gawang. Tompel terkaget-kaget. Hi..ceritanya sederhana ya. Meski demikian adik sangat menyukainya. Dia menirukan gerakan menyundul bola dan selalu menyukai cerita itu. #Tantangan10hari #Level10 #KuliahBunsayIIP #GrabYourImagination

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s