Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Frozen Festival of Light

Berkunjung ke Frozen Festival of Light



Minggu lalu semasa liburan semester ganjil kami sekeluarga pergi ke acara Frozen Festival of Light di Kaliurang. Event yang dilakukan selama hampir satu bulan di gardu pandang Kaliurang tersebut akhirnya bisa kami datangi sebagai hadiah hafalan Al Quran Kakak Ts.
Kakak Ts alhamdulilah sudah hafal jus 30. Sebagai bentuk apresiasi kami (saya dan ayahnya) ingin memberi sesuatu yang dapat dikenang Kakak dan juga sebagai penyemangat Kakak untuk terus menghafal Al Qur’an. Awalnya kami ingin memberi hadiah berupa barang, namun beberapa barang seperti tas, sepatu, dan pakaian masih layak. Akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi tempat (travelling).
Kebetulan di akhir tahun banyak event yang diadakan di Jogja salah satunya festival of light ini. Saya sebenarnya mendapat info ini dari beberapa teman di grup, namun baru tahu setelah ada salah satu orang tua murid di grup whatsapp sekolah Kakak yang memberi informasi tentang festival ini.
Saya pun menawarinya untuk berkunjung ke festival ini. Saya pun meminta Kakak untuk mencari informasi harga,  kapan berlangsungnya event, dimana tempatnya, dan jam kunjung. Setelah mendapat informasi yang dibutuhkan, saya dan kakak bernegosiasi. Beberapa yang kami negosiasikan adalah pertama : kapan kami akan berangkat karena waktunya malam, kedua : kapan waktu longgar ayah mau mengantar karena akhir tahun kegiatan ayah banyak dan sering pulang malam, ketiga : siapa yang akan membayar karena uang masuk pada hari libur adalah 30 ribu rupiah dan harga tersebut harus dikalikan anggota keluarga kami sejumlah 6 orang. Mendengar pembicaraan saya dan kakak, nenek rupanya ingin juga memberi hadiah kepada Kakak. Nenek bersedia menjadi penyandang dana alias yang membayari tiket. Satu masalah sudah terselesaikan. Ayah pun ikut urun rembug untuk bersedia meluangkan waktu mengantar kami ke gardu pandang. Hari yang dipilih adalah hari setelah tahun baru dengan pertimbangan harga tiket lebih murah dan suasana sudah tidak terlalu ramai.
Hari yang ditentukan pun tiba. Kami berangkat ber-delapan. Selain kami sekeluarga, ada 2 kakek dan 2 nenek yang ikut rombongan. Sampai di Kaliurang kami melakukan sholat maghrib terlebih dahulu. Setelah itu kami menuju lokasi. Sampai di sana perjalanan kami tidak sia-sia. Kakak sangat senang karena melihat yang baru seperti aneka lampu, lampion dengan tema frozen, gua es buatan, air terjun salju buatan, dan juga artificial ice skating.
Dari perjalanan ini Kakak belajar banyak hal. Kakak tampak berbinar senang selama perjalanan dan sesudahnya. Saya mencatat setidaknya aktivitas perjalanan ini Kakak merasa enjoy, easy, dan excellent saat menikmati sejak awal proses mencari informasi, saat bernegosiasi dan mencari pemecahan masalah agar bisa datang ke festival, saat melakukan perjalanan, dan berani melakukan hal baru seperti melakukan ice skating. Kakak juga sudah mencapai tahap earn saat dia menuliskan pengalamannya  di laptop sebagai oleh-oleh cerita hasil perjalanan.  Adapun catatan potensi anak yang terasah dari kegiatan ini adalah :
1.       Intrapersonal
Hal ini terlihat dengan dia bisa membaca diri (dengan berhasil menghafal jus 30 dia mendapat reward dari keluarga), membaca jaman (dengan bisa mencari informasi melalui internet)
2.       Interpersonal
Hal ini terlihat saat kakak memberikan pendapat tentang keinginannya dan bernegosiasi dengan orang tua dan neneknya.
3.       Melek perubahan
Hal ini terlihat saat kakak mau belajar bermain artificial ice skating, menggunakan sepatu ice skating dan berani ikut berbaur bermain di arena tersebut. Meskipun tidak ada yang menemani dan tidak ada yang dikenal, kakak tidak takut jatuh dan tidak takut berbaur.
4.       Spiritual
Tetap melakukan sholat maghrib tepat waktu di masjid dekat lokasi dan sholat isya setibanya di rumah
Adapun kegiatan terkait sifat peran dan panca indra yang dapat saya amati dari kegiatan berkunjung ke festival of light ini adalah kegiatan mengkomunikasikan, membuat strategi, mengoperasikan, ketrampilan fisik, dan menulis. Oya kegiatan ini saya cocokkan dengan pandu 45 dari Bu Septi dan Pak Dodik.  Selamat nak engkau sudah belajar banyak hal. Tetaplah menjadi bintang yang bersinar.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP

#BintangKeluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awan dan Perjalanan

Awan dan Perjalanan Perjalanan selalu menyenangkan bagi keluarga kami. Dulu sewaktu orangtua saya atau simbah kakak Ts tinggal berpuluh kilo meter dari rumah kami, kami ada agenda rutin mudik. Sekarang saat simbah tinggal bersama kami, agenda perjalanan tetap ada. Agenda silaturahmi diantaranya. Saat perjalanan merupakan family time terlama bagi kami. Dalam perjalanan kami bisa berbagi cerita dan tertawa. Begitu juga saat perjalanan kemarin, saya tertarik untuk melihat langit dan mengamati awan. Pagi hari yang cerah saat itu pemandangan langit sangat indah berwarna biru dengan dihiasi gumpalan awan putih yang terlihat lembut seperti kapas. Kami pun saling mengamati langit. Dari cerita awan tersebut, kakak ingat pelajarannya di sekolah. Kakak bercerita bahwa awalnya hanya ada satu awan kecil, lalu awan-awan kecil itu bergabung menjadi satu dan menggumpal menjadi awan besar. Saat awan besar sudah penuh dan berat terjadilah hujan yang turun ke bumi. Hmm...ternyata ...

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan...

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...