Langsung ke konten utama

 Catatan Berbagai Pengalaman Menyiapkan Diri ke Baitullah

Rangkuman Dari WAG Komunitas Keluarga Muslim



Setiap muslim pasti mempunyai keinginan untuk menggenapkan Rukun Islam dengan menunaikan ibadah haji dan umroh. Hanya waktunya kapan, hanya Allah saja yang tahu. Alhamdulillah saya bisa ikut menyimak pengalaman beberapa teman yang sudah melakukan perjalanan berhaji dan umroh lewat WAG Komunitas Keluarga Muslim. Tulisan yang berseri setiap minggu selama satu bulan, cukup membangkitkan rindu saya untuk bisa berkunjung ke Baitulloh bersama suami. Aamiin.

Berikut beberapa catatan tips dari perjalanan haji dan umroh teman-teman yang sudah melaksanakannya : 

1. Pentingnya mempersiapkan bekal keimanan dan ilmu yg berhubungan dengan umroh sebelum kita berangkat ke Baitullah.

Jika kita sudah memahami fiqih ibadah umroh sebelum berangkat maka ketika menjalankan rangkaian ibadah akan terasa nikmat, penuh penghayatan dan khusyuk.

Selain itu dengan bekal iman, rasa syukur dan sabar insyaa Allaah kita akan lebih bisa menerima kejadian apapun yg terjadi disana baik yg menyenangkan maupun kurang menyenangkan sehingga jangan sampai ketika sudah di Baitullah kita malah gagal fokus karena teralihkan oleh hal-hal yg sebenarnya kurang penting.


2. Persiapan fisik sebelum berangkat

Dari mulai penerbangan ke Jedah/Madinah yg kurang lebih memakan waktu 8 jam dari Jakarta dan kita tidak bebas bergerak di dalam pesawat tentu sedikit banyak akan berpengaruh ke badan kita.

Seperti dulu kaki saya sempat bengkak karena terlalu lama duduk di pesawat.

Dan begitu menginjakkan kaki di bandara sana akan disambut dengan udara panas yg menyengat pada saat musim panas atau sebaliknya hawa dingin ketika musim dingin membuat tubuh kita perlu beradaptasi.

Ketika menjalankan prosesi ibadah umroh ataupun berkunjung ke tempat bersejarah jamaah umroh akan banyak berjalan kaki dengan jarak yg lumayan jauh sehingga perlu stamina fisik yg kuat disana.

Sebaiknya sebelum berangkat, calon jamaah membiasakan diri berjalan kaki/jogging beberapa kilometer agar ketika sampai di Baitullah tubuh jamaah tidak kaget dengan kegiatan dan ibadah yg memerlukan banyak jalan kaki.


3. Membawa perlengkapan pribadi yg dibutuhkan seperti baju ganti secukupnya, toiletries, obat-obatan pribadi (krim pereda nyeri otot/pegal akan sangat membantu selama disana), kacamata sunscreen, masker, lip balm, tumbler&wadah makanan , alas kaki yg nyaman untuk berjalan jauh dan mudah dimasukkan ke kantong plastik/tas.

Bagi jamaah yg tidak tahan dingin bisa menyiapkan jaket/selimut untuk digunakan selama berada di pesawat.


4. Mencari informasi mengenai kondisi cuaca disana di tanggal jamaah berada disana agar perlengkapan yg akan dibawa bisa disesuaikan.


5. Bekal uang riyal secukupnya beserta pecahan uang kecil untuk sedekah kepada petugas pembersih masjid yg banyak berasal dari Indonesia.


6. Jika ingin sedekah/berbagi kepada jamaah dari luar Indonesia bisa membawa beberapa souvenir unik seperti kipas lipat motif batik atau gantungan kunci, snack khas Indonesia atau barang unik lainnya.

Meski seringnya memakai bahasa "tarzan" ketika kita bertemu atau bersebelahan dengan jamaah dari luar Indonesia namun dengan berbagi kepada saudara sesama muslim yg kita temui akan  membuat orang tersebut tersenyum dan kitapun ikut merasakan bahagia.


7. Berusaha tetap menjaga adab/kesopanan meski mungkin di sekitar kita ada jamaah dari negara lain yg bersikap seenaknya seperti menyerobot antrean, memepet atau bahkan menggeser shaf shalat kita.

Di Baitullah jamaah dari Indonesia konon terkenal oleh askar disana sebagai jamaah yg mudah diatur dan sopan sehingga tidak jarang jamaah Indonesia malah disapa atau didahulukan oleh askar.


8. Banyak minum meski kita tidak merasa haus karena udara yg panas kering menyebabkan tubuh mudah dehidrasi.


9. Meski sebelumnya tidak saling mengenal namun ketika berada dalam satu rombongan umroh akan terasa sekali ukhuwah islamiyah yg erat.

Demikian pula ketika bertemu dengan saudara muslim dari daerah lain atau bahkan negara lain terasa bahwa kita adalah sesama umat Rasulullaah yg sama-sama menyembah kepada Allaah Ta'ala.


9. Hafalkan jalan menuju masjid dan menuju asrama. Bisa berjalan dulu dengan suami tanpa menunggu rombongan.


10. Bangun di jam tahajud dan langsung bersiap ke masjid.

Jika sampai sana adzan subuh masih lama maka bisa melakukan shalat tahajud atau thawaf sunnah ketika di Masjidil Haram.

Setelah shalat subuh, pulang ke hotel untuk sarapan dan istirahat sebentar sebelum ke masjid lagi untuk shalat dhuha dan menunggu adzan dhuhur.


11. Setelah shalat dhuhur kembali ke hotel untuk maksi. Istirahat sebentar lalu ke masjid lagi sampai setelah isya.


12.  Jika berdiam lama di masjid menunggu adzan berikutnya maka bisa digunakan untuk ibadah sunnah seperti thawaf, baca Al Qur'an, shalat sunnah atau sekedar memandang Ka'bah saja sudah berpahala.


13. Jika ingin jalan² di sekitar masjid atau mencoba kuliner Arab bisa dilakukan pagi hari setelah shalat subuh atau ketika akan berangkat ke masjid lagi sebelum shalat dhuhur atau malam setelah shalat isya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awan dan Perjalanan

Awan dan Perjalanan Perjalanan selalu menyenangkan bagi keluarga kami. Dulu sewaktu orangtua saya atau simbah kakak Ts tinggal berpuluh kilo meter dari rumah kami, kami ada agenda rutin mudik. Sekarang saat simbah tinggal bersama kami, agenda perjalanan tetap ada. Agenda silaturahmi diantaranya. Saat perjalanan merupakan family time terlama bagi kami. Dalam perjalanan kami bisa berbagi cerita dan tertawa. Begitu juga saat perjalanan kemarin, saya tertarik untuk melihat langit dan mengamati awan. Pagi hari yang cerah saat itu pemandangan langit sangat indah berwarna biru dengan dihiasi gumpalan awan putih yang terlihat lembut seperti kapas. Kami pun saling mengamati langit. Dari cerita awan tersebut, kakak ingat pelajarannya di sekolah. Kakak bercerita bahwa awalnya hanya ada satu awan kecil, lalu awan-awan kecil itu bergabung menjadi satu dan menggumpal menjadi awan besar. Saat awan besar sudah penuh dan berat terjadilah hujan yang turun ke bumi. Hmm...ternyata ...

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan...

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...