Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Mengukur tinggi badan

Kakak bercerita bahwa tinggi badannya lebih tinggi dari badan Tt temannya di sekolah. beberapa waktu yang lalu tinggi Kakak lebih rendah dari temannya. Mendengar cerita kakak, kami pun saling mengukur tinggi badan. Tinggi kakak diukur. Tinggi adik juga diukur. Semua ditandai di dinding menggunakan pensil. kemudian mengukur dengan rol meter. Kali ini mereka belajar ukuran tinggi rendah.

Membeli buku

Membeli Buku Kakak sudah lama tidak membeli buku cerita. kemarin kebetulan saya dan neneknya ingin membeli buku Iqro untuk mengajar membaca Al Qur'an. kakak pun antusias ikut. Kakak membeli buku dengan uangnya sendiri. setelah memilih buku yang disukai, saya memintanya membayar sendiri di kasir. Buku yang dibeli seharga 78 rb, Kakak mengeluarkan uang pecahan 50 rb, 20 rb, & 10 rb

Market Day

 Market Day Setiap sebulan satu kali di sekolah Kakak diadakan kegiatan market day . Setiap anak diharapkan membawa makanan seharga Rp 1.000,- sampai Rp 2.000,- Makanan yang dibawa tidak boleh mengandung pengawet, pemanis buatan dan MSG. Intinya makanan yang disajikan adalah jajanan sehat. Sebagian orang tua membeli makanan matang yang dibeli untuk dijual kembali di market day . Ada juga yang membeli makanan kemasan pabrik yang dibeli untuk dijual lagi di market day . Saya memilih membuat makanan sendiri untuk dijual. Pertimbangan saya karena Kakak adalah anak perempuan jadi saya mengajarinya memasak makanan sederhana. Selain itu dengan memasak Kakak belajar membuat makanan untuk dijual. Kakak belajar tahapan menjual makanan ( food and beverage ) mulai dari memilih jenis makanan yang bakal laku, membeli bahan mentah, berbelanja, memasak, membungkus, dan menyajikan makanan. Kami melakukan pembagian tugas jika ada market day . Kakak mendapat bagian memilih jenis

Mana yang lebih cepat: Naik Kereta Atau Naik Mobil?

Mana yang lebih cepat: Naik Kereta Atau Naik Mobil? Pertanyaan itu sering kali kami bicarakan di keluarga terutama saat akan perjalanan mudik ke rumah orang tua saya. Kami sekeluarga memang tinggal jauh dari orang tua saya. Jarak sejauh 208 km harus kami tempuh sekeluarga saat akan mudik. Dulu sebelum memiliki kendaraan pribadi, kami biasa menggunakan bis. Waktu tempuh cukup lama sekitar 8 jam. Setelah memiliki kendaraan sendiri, kami menggunakan mobil untuk mudik. Selain pertimbangan waktu tempuh yang lebih cepat, kami bisa membawa banyak muatan di dalam mobil. Tidak hanya pakaian saja yang kami bawa, ada oleh-oleh dan juga mainan yang dibawa anak-anak agar tidak bosan di jalan. Beberapa waktu yang lalu ada jalur kereta baru yang menghubungkan kota kami ke kota orang tua. Tentu saja hal ini menggembirakan bagi kami sekeluarga, karena ada alternatif transportasi yang bisa kami gunakan. Beberapa minggu yang lalu kami ingin mencoba mudik menggunakan kereta. Pertimbang

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan ata

Bermain Peran Pasar-Pasaran

Bermain Peran Pasar-Pasaran Kakak Ts sangat senang bermain pasar-pasaran. Biasanya dia bermain pasar-pasaran dengan temannya saat di sekolah. Saat di rumah dia bermain dengan adiknya yang masih batita. Walaupun si batita belum tahu aturan main dalam bermain dan kakak kadang juga merasa kesal karena si adik malah mondar-mandir dan mengobrak-abrik barang dagangannya. Namun sejauh ini semua tampak have fun saja. Apalagi kemarin waktu saya bersih-bersih gudang, saya menemukan permainan kasir milik Kakak Ts yang tersimpan lama. Melihat permainan kasir yang dilengkapi uang mainan, Kakak Ts kegirangan. Langsung saja dia mengajak adik ikut bermain. Kakak berprofesi sebagai penjual dan adik sebagai pembeli. Seru juga permainannya. Awalnya adik bisa mengikuti aturan kakak. Namun beberapa lama kemudian adik mulai bosan dan dia hanya mondar-mandir. He..he..begitulah namanya juga batita. Dari permainan kasir dan pasar-pasaran Kakak sejatinya juga sedang belajar matematika. Dia s

Logika Matematika Si Batita

Logika Matematika Si Batita Dulu saya berpikir bahwa logika matematika adalah logika berpikir yang berhubungan dengan hitung-hitungan angka. Ternyata apa yang saya pikirkan tidak sepenuhnya benar, walaupun tidak sepenuhnya salah juga. Menurut Om Horward Garner dalam bukunya Multiple Intelligence (2000) kecerdasan matematis logis tidak hanya tentang perhitungan secara matematis, namun lebih luas lagi. Kecerdasan matematika logis berhubungan dengan kemampuan penalaran ilmiah, berpikir logis, dan penalaran induktif/deduktif. Berdasarkan hal tersebut berarti saya sebagai orangtua dapat mulai mengajarkan logika matematika sejak dini bahkan sebelum anak bisa menghitung angka satu sampai sepuluh. Penyebabnya tidak lain karena berpikir logis juga dimasukkan kedalam logika matematika. Kemampuan berpikir logis sebenarnya sudah terlihat sejak anak usia batita. Sebagai contoh Adik Fd yang belum genap dua tahun dan omongannya pun masih cedal dan kadang masih sulit dipahami,   t