Langsung ke konten utama

Refleksi Belajar Zerowaste


Refleksi Belajar Zerowaste



Bergabung dan menemukan komunitas kecil di WAG #belajarzerowaste batch 1 bersama Ibu DK Wardhani merupakan kesempatan terbaik yang saya dapatkan di tahun ini. Alhamdulillah Allah memberikan saya jalan untuk mendapat ilmu dan mempraktekan langsung ilmu belejar zerowaste dalam kehidupan sehari-hari. Kalau biasanya hanya sebatas prihatin melihat tumpukan sampah, sekarang saya sedikit demi sedikit mulai berbuat sesuatu dalam upaya mengurangi jumlah sampah.

Memang tidak mudah karena mengelola sampah berarti dimulai dari diri sendiri dan keluarga sebgagai orang terdekat. Mengubah kebiasaan yang sudah dilakukan bertahun-tahun tentutidak mudah. Dulu sebelum ikut kelas #belajarzerowaste saya berpikir yang penting rumah bersih dan saya tidak membuang sampah sembarangan. Itu sudah cukup menurut saya waktu itu. Ternyata...oh...ternyata kebiasaan seperti tidak cukup dan bukan solusi bagi lingkungan kita saat ini. Memang sih rumah bersih dari sampah, namun ternyata sampah itu hanya berpindah tempat dari rumah ke tempat pembuangan sampah. Nah sampah di tempat sampah pun tidak terolah hanya menumpuk dan menimbulkan efek bau dan bisa menjadi sumber penyakit.

Dengan bersama belajar dengan para ibu lain, saya menjadi bersemangat untuk memulai dari yang saya bisa. Saya pun memulai beberapa hal yang saya bisa seperti : memilah sampah organik dan anorganik, mengolah sampah organik di komposter gerabah, mengumpulkan plastik kemasan untuk diolah lagi di PIAT UGM, membawa kantung saat berbelanja, menggunakan pembalut kain. Upaya lain adalah berbagi informasi tentang peduli sampah dengan keluarga. Mulai dari berbincang dengan anak dan suami, mengajaknya menonton video tentang sampah dan pengolahannya, dan melibatkan dalam upaya membuat komposter dan memilah sampah. Upaya berbagi informasitentang sampah yang agak sulit dilakukan adalah ketika saya mengajak orang tua karena saya tidak mau terkesan menggurui mereka. Saya pun mencobanya dengan mengobrol santai dengan orang tua, mendekati anak agar mengajak kakeknya menonton video tentang sampah dan pengolahannya, dan mengajak ibu saya berjalan keliling di pinggir sungai tempat tinggal kami untuk melihat bagaimana keadaan sungai yang sudah mulai dangkal dan tercemar plastik. Itulah sedikit hal yang bisa saya lakukan. Memang masih jauh dari sempurna, masih langkah kecil. Namun saya optimis langkah kecil ini akan berbekas di hati saya dan keluarga agar lebih peduli dengan sampah dan peduli dengan lingkungan. Bismillah semangat #belajarzerowaste. Terima kasih Bu Dinidan teman komunitas belajar zerowaste. Love u all J

#belajarzerowaste
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s

Anggur yang Asam

Anggur yang Asam Setiap bulan saya membeli majalah wanita Ummi . Di dalam majalah tersebut terdapat bonus majalah Permata . Majalah Permata selalu ditunggu oleh Kakak Ts. Dia selalu antusias membaca majalah Permata . Walaupun hanya tipis, isi majalah tersebut cukup berbobot. Ada kolom cerita bergambar, surat pembaca, ilmu pengetahuan, dan juga karya anak. Dari semua kolom yang ada di Majalah Permata , salah satu kolom yang menjadi favorit Kakak Ts adalah kolom cerita di surau . Kolom cerita di surau menceritakan tentang cerita ustad yang mengajari anak-anak mengaji di masjid. Ustad tersebut memberi cerita kepada anak-anak tentang kisah Rasululloh. Cerita dihubungkan dengan masalah yang yang dihadapi anak-anak dengan kondisi serupa di masa Rasululloh SAW. Cerita kali ini yang dibaca oleh Kakak Ts berjudul Anggur yang Asam . Kisah ini menceritakan bagaimana Rasululloh begitu menghargai dan menjaga perasaan para sahabatnya. Saat itu Rasululloh mendapat hadiah anggur