Langsung ke konten utama

Pola Konsumsi Keluarga


Pola Konsumsi Keluarga


Pola konsumsi dalam keluarga sebelum saya ikut #belajarzerowaste cukup konsumtif. Banyak barang yang dibeli karena keinginan dan bukan kebutuhan. Alhasil sampah yang dihasilkan pun cukup besar hampir sejumlah 1 kantong tas kresek setiap harinya baik sampah organik maupun anorganik.

Setelah #belajarzerowaste dan menonton video Bu Susanti tentang Kota Tanpa Sampah (www.labtanya.org). Saya jadi terbuka mata dan hati saya bahwa ternyata saya bisa juga meniru seperti Bu Susanti dengan cara meminimalkan sampah dengan cara memilahnya.Memilah antara sampah organik dan anorganik.

Jika dulu saya hanya memilahnya saja tanpa mengolahnya. Sekarang saya bersyukur bahwa saya mulai bisa mengolahnya dengan menggunakan komposter gerabah. Dari sisa organik dapur saya membagi dua menjadi organik yang bisa dimakan oleh ayam tetangga saya dan organik yang tidak bisa dimakan ayam seperti kulit buah, kulit bawang, dan cangkang telur. Untuk organik seperti kulit buah dan kulit bawang saya masukkan ke komposter gerabah. Cangkang telur sayaolah dengan merebusnya dan menggerusnya menjadi lembut dan masuk ke komposter.

Sampah anorganik saya pilah menjadi kertas, botol, dan plastik. Untuk plastik saya kumpulkan danakandiserahkan ke PIAT UGM yang memiliki fasilitas mengolah plastik menjadi BBM. Untuk kertas dan botol saya serahkan ke tetangga yang menjadi pengepul barang bekas.

Dari semua langkah kecil yang saya lakukan Alhamdulillah sampah yang tidak bisa dimanfaatkan semakin kecil. Jika biasanya ada satu kresek sampah yang masuk ke tempat sampah. Sekarang sampah yang keluar hanya 1 tas kresek dalam 1 minggu.

 #belajarzerowaste

 Sumber gambar : http://dkpp.jabarprov.go.id/kontribusi-sayuran-dalam-pola-pangan-harapan-keluarga-indonesia/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...

Titip Jual di Kantin Sekolah

Titip Jual di Kantin Sekolah Cerdas finansial merupakan salah satu hal yang ditanamkan dalam game level 8 ini. Menjadi cerdas finansial juga menjadi sarana persiapan kakak menuju mandiri secara finansial. Game ini sebagai sarana persiapan akil baligh kakak. Sebut saja saja sebagai program Road to 12 years old. Diantara program tersebut adalah menitipkan makanan di kantin sekolah dengan sistem titip jual. Makanan yang bisa dititipkan haruslah makanan sehat tanpa tambahan msg, pemanis buatan, dan pengawet. Setalah berdiskusi dengan kakak, makanan favorit adalah semua jenis es. Kata kakak walaupun musim hujan, anak-anak selalu menyukai es dan susu. Harga pun maksimal 2000 rupiah. Kami pun mulai mencari es apa yang mudah dibuat dan harganya terjangkau. Ada beberapa pilihan diantaranya es buah, jus, maupun es krim. Rencana sebelum menitipkan dikantin sekolah, kami akan membuat dulu di rumah. Tunggu cerita kami selanjutnya ya di game cerdas finansial. #KuliahBunsayIIP #T...

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper

Laman Memanfaatkan Toilet Rollpaper Sebelum ikut kelas #belajarzerowaste yang dikelola oleh Ibu Dini DK Wardhani, saya biasa mengkonsumsi tisu gulungan dalam jumlah lumayan banyak. Awalnya saya menyimpan gulungan tisue ( rollpaper) tersebut. Lama kelamaan jumlah rollpaper semakin banyak. Saya menyimpannya karena saya pikir pasti bisa digunakan untuk membuat prakarya bersama anak. Saat ada waktu senggang saya dan anak memanfaatkan rollpaper tersebut untuk membuat tempat pensil dan pernik-pernik. Rollpaper dibungkus kertas kado dan dilem di atas karton. Namun ternyata rollpaper bisa juga dimanfaatkan untuk berbagai bentuk yang lain yang unik dan lucu. Selain memanfaatkan sisa rollpaper , aktivitas ini bisa menjadi sarana bermain dan belajar dengan anak.   Ada beberapa laman yang bisa kita kunjungi lho untuk memanfaatkan rollpaper menjadi bentuk unik dan bermanfaat. 1.     https://casaydiseno.com/manualidades-con-rollo-de...