Menumbuhkan Budaya
Baca di Sekolah Dasar
Oleh
:Anis Veranita Febriana
Dimana
tempat favorit keluarga anda saat di akhir pekan? Sebagian besar dari kita
mungkin akan memilih tempat liburan di pusat perbelanjaan, tempat rekreasi,
tempat saudara dan handai taulan, maupun di rumah saja. Bagaimana dengan
berakhir pekan di perpustakaan? Mungkin hanya sedikit dari kita atau bahkan
tidak ada yang memilih perpustakaan untuk menghabiskan liburan. Mengapa
perpustakaan tidak menjadi pilihan tempat berkumpul? karena dalam benak kita
membayangkan perpustakaan bukanlah tempat yang asyik untuk didatangi, hanya ada
tumpukan buku tua yang berdebu. Namun tahukah Anda kalau di Amerika Serikat
perpustakaan menjadi tempat favorit keluarga untuk berkumpul. Wow, luar biasa
ya. Mengapa mereka suka menghabiskan waktu di perpustakaan? karena perpustakaan
di Amerika Serikat merupakan tempat yang nyaman. Fasilitas mendasar di
perpustakaan tidak hanya menyediakan buku untuk bayi hingga manula, tetapi juga menyediakan komputer dan
internet, serta ruang bermain dan mainan edukatif. Ruang membaca sangat nyaman
dengan sofa yang lembut. Selain itu perpustakaan
juga memiliki program untuk
meningkatkan keahlian seseorang misalnya pelatihan komputer, mendesain laman,
dan membuat game online.
Tidak
mengherankan dengan fasiltas yang lengkap tersebut, tingkat literasi Amerika
Serikat cukup tinggi. Berdasarkan
penelitian tingkat literasi negara di dunia yang dilakukan oleh John W Miller, Direktur Central Connecticut State University New Britain Amerika Serikat, tingkat literasi
Amerika Serikat menempati urutan ke-7 di dunia. Tingkat kunjungan ke
perpustakaan merupakan salah satu indikator
yang digunakan dalam mengukur tingkat literasi di
suatu negara. Penelitian yang dilakukan di 61 negara tersebut menempatkan
Finlandia di urutan pertama dalam tingkat literasi di dunia. Bagaimana dengan
posisi Indonesia? Kita harus berlapang dada menerima peringkat ke dua dari
urutan terbawah alias Indonesia menempati urutan ke-60. Masih banyak yang harus
kita lakukan untuk meningkatkan literasi atau melek huruf di masyarakat kita.
Menumbuhkan rasa ingin
tahu anak (curiousity)
Salah
satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan literasi adalah dengan
mulai menumbuhkan budaya
baca anak-anak. Pengenalan aktivitas membaca sebenarnya bisa dilakukan sejak
dini bahkan sejak bayi dari dalam kandungan dengan ibu berperan sebagai pembaca
bagi janinnya. Begitu juga saat anak masih balita, kita bisa melakukan pengenalan tentang buku. Saat
memasuki usia sekolah, anak-anak sudah mulai mampu membaca sendiri. Inilah saat yang tepat
untuk kita menumbuhkan minat baca agar anak mau membaca buku atas keinginan
sendiri.
Menurut
para ahli, secara umum minat membaca seseorang dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor personal dan faktor institusinal.
Faktor personal adalah faktor yang ada di dalam diri anak yang meliputi usia anak,
jenis kelamin, dan kemampuan membaca. Faktor institusional adalah faktor yang
ada di sekitar anak meliputi ketersediaan buku, jenis buku, serta pengaruh sekolah,
orangtua, dan teman sebaya.
Kita
bisa menumbuhkan minat baca dari faktor personal dengan cara memunculkan rasa
ingin tahu anak (curiosity). Anak
yang memiliki rasa ingin tahu tinggi memiliki ciri setidaknya tiga hal yaitu
anak haus akan ilmu pengetahuan, anak cenderung banyak mengajukan pertanyaan,
dan anak memiliki motivasi intrinsik untuk menguasai materi pelajaran yang
menantang. Anak yang memiliki rasa ingin tahu tinggi pasti akan senang hati
untuk mencari cara untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Salah satu cara yang bisa
dia gunakan adalah dengan cara membaca. Bagaimana
cara kita memicu rasa keingintahuan anak? Salah satunya adalah dengan mencari
tahu apa yang ingin anak-anak lakukan di waktu luang mereka. Kita bisa membantu
anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka dengan mengajukan pertanyaan dengan berpedoman
pada 6 kata tanya yaitu apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Misalnya kita dapat menanyakan beberapa hal berikut
kepada anak : “Apa yang ingin kamu lakukan di waktu luangmu?”, “Bagaimana cara
mengisi waktu luang yang menyenangkan?”, dan seterusnya.
Menumbuhkan budaya baca berdasarkan gaya
belajar anak
Setelah kita berhasil memancing rasa ingin tahu anak dan menumbuhkan
minat bacanya, saat inilah kita dapat mulai membiasakan anak untuk membaca
buku. Saat inilah kita menanamkan budaya membaca. Salah satu cara yang dapat
kita lakukan untuk menumbuhkan budaya membaca adalah
melakukan aktivitas membaca dengan menyesuaikan dengan gaya belajar anak. Menurut
para ahli ada tiga gaya belajar dasar yang ada yaitu gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik. Anak yang belajar dengan cara melihat disebut
memiliki gaya belajar visual. Anak yang belajar dengan cara mendengar disebut
memiliki gaya belajar audio. Anak yang belajar dengan cara bergerak, bekerja,
dan menyentuh disebut memiliki gaya belajar kinestetik.
Anak
visual biasanya belajar dengan cara menggunakan gambar, warna, gambar, tabel
diagram, grafik, serta peta pikiran. Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan
untuk menumbuhkan minat baca pada anak visual :
1. Anak
menggambarkan cerita yang dibaca/ didengar. Anak membaca buku bacaan yang
disukainya. Setelah itu mereka menggambarkan apa cerita yang telah dibacanya.
2. Anak
membaca berbagai variasi jenis buku mulai dari buku komik, majalah, maupun
surat kabar.
Anak
auditori belajar dengan mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada,
irama, cerita, dan dialog. Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk
menumbuhkan minat baca pada anak auditori :
1. Anak
membaca buku dengan suara keras. Aktivitas membaca ini dapat dilakukan anak bersama
guru. Dalam aktivitas membaca ini guru maupun anak membunyikan karakter suara
yang ada di buku misalnya menirukan suara hewan maupun suara angin.
2. Anak
bisa mendengarkan audio book,
mendengarkan dongeng berdasarkan buku yang ada, dan mendengarkan buku yang
dibacakan.
3.
Anak dapat menceritakan
kembali buku yang telah dibacanya dihadapan teman-teman sebaya.
Anak
kinestetik belajar dengan cara bergerak dan melakukan aktivitas tubuh dengan
menyentuh, dan hal yang terkait hal tersebut. Ada beberapa aktivitas yang bisa
dilakukan untuk menumbuhkan minat baca pada anak kinestetik :
1. Anak
membuat proyek “Big Book” yaitu
proyek membuat buku berdasarkan buku yang telah dibaca anak. Setelah membaca
sebuah buku anak diminta membuat cerita yang dituangkan dalam lembaran besar
seperti poster. Didalamnya lembaran tersebut anak bisa menggambar, menempel,
dan mewarnai. Setelah terkumpul beberapa lembaran, anak dapat menyusun menjadi Big Book.
2. Anak
dapat membuat poster film maupun poster “wanted”
untuk menggambarkan karakter yang ada di dalam buku yang telah anak baca.
3. Anak
dapat menghias dinding kelas ataupun pintu kelas berdasar tema buku favorit
yang telah dibaca anak.
4. Anak
bisa membuat video yang menceritakan buku yang telah dibaca. Anak dan teman
sebayanya bisa membuat video yang menceritakan isi buku favorit mereka.
Peran sekolah dan orang
tua menumbuhkan budaya
baca
Dukungan dari pihak
orang tua, sekolah, masyarakat, dan juga teman sebaya sangat diperlukan dalam
menumbuhkan budaya
baca. Beberapa hal yang bisa dilakukan sekolah dalam menumbuhkan budaya baca siswanya adalah sebagai berikut:
1. Sekolah
membuat perpustakaan ramah anak.
Perpustakaan
ramah anak memiliki beberapa kriteria misalnya tempat membaca dibuat yang
nyaman untuk anak dengan menggunakan karpet, buku yang tersedia merupakan buku
yang disukai anak, dan rak pajangan buku dapat dijangkau anak. Sekolah juga dapat melibatkan anak dalam
operasional perpustakaan. Misalnya ada piket mingguan untuk anak dalam
membersihkan perpustakaan, ada piket anak yang bertugas untuk menjaga
perpustakaan, dan adanya pelatihan tentang cara menata buku dan cara merawat
buku.
2. Sekolah
dapat membuat program tukar menukar buku.
Caranya
anak-anak diharapkan untuk membawa buku yang ada di rumah dan mereka saling
menukar buku bacaan dengan teman mereka.
3. Program
kunjungan ke perpustakaan.
Program
ini dapat dilakukan rutin minimal setahun sekali. Perpustakaan yang dikunjungi
dapat perpustakaan daerah maupun perpustakaan universitas. Tujuannya adalah
agar anak-anak dapat merasakan dan melihat langsung berada di tengah-tengah
lautan buku. Mereka bisa menyentuh buku-buku yang tidak pernah dijumpai di
sekolah maupun dirumah.
4. Sekolah
menyediakan buku yang disukai anak-anak.
Sekolah
dapat meminta bantuan orang
tua untuk menyumbangkan buku/
majalah ataupun
dana dalam rangka menyediakan buku yang sesuai
keinginan anak. Sekolah juga dapat menghubungi perpustakaan di Kota/Kabupaten
untuk melakukan kunjungan mobil perpustakaan. Tujuannya agar anak tidak bosan
dengan koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah saja.
5. Program
megundang penulis buku untuk datang ke sekolah.
Sekarang
sudah banyak penulis buku yang ada di Indonesia. Sekolah dapat mengundang
penulis tersebut sebagai pembicara untuk memotivasi anak dalam hal membaca dan
menulis.
6. Sekolah
membuat lomba berkaitan dengan literasi.
Kegiatan lomba yang bisa dilakukan misalnya menceritakan
buku hasil bacaan, lomba membaca puisi, lomba
menulis, dan lomba mendongeng.
7. Program
membaca 1 buku tiap bulan
Sekolah
dapat mewajibkan anak membaca minimal 1 buku setiap bulan. Di akhir bulan anak
diminta menceritakan isi buku yang dibacanya. Buku bacaan yang dipilih bebas
menyesuaikan buku yang disukai anak.
8. Fetival
membaca bersama
Sekolah
dapat membuat program festival membaca bersama selama 1 hari. Di hari tersebut
semua guru, karyawan, dan anak membaca
bersama. Guru membacakan buku yang diminta anak
untuk membacanya. Ada hadiah bagi guru/karyawan/murid yang bersedia membacakan
buku di depan umum.
Selain
sekolah, orang tua juga berperan besar dalam menumbuhkan budaya baca anak sekolah
dasar. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua adalah sebagai berikut:
1. Memberi
contoh membaca dalam keseharian,
2. Mengajak
anak ke toko buku dan membiarkan anak untuk memilih buku bacaan yang disukai,
3. Menceritakan
buku hasil membaca kepada anak untuk memancing rasa ingin tahu,
4. Memberikan
hadiah berupa buku jika anak berprestasi ataupun bersikap baik,
5. Membawakan
anak buku ketika mereka bepergian dalam waktu lama.
Best
Practice
menumbuhkan minat baca anak sekolah dasar
Ada
beberapa best practice (praktek terbaik) yang
dilakukan oleh sekolah maupun masyarakat dalam menumbuhkan budaya baca di sekolah dasar.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Program
library
day
di Sekolah Alam Harapan Kita Klaten
Setiap
satu pekan sekali ada program
library day
yaitu program membaca di perpustakaan bagi anak sekolah ini. Setelah membaca
anak diminta membuat ringkasan
tentang hasil bacaan mereka. Selain membaca di perpustakaan, anak juga bisa
membawa buku dari rumah dan saling menukarkan buku dengan buku yang dibawa oleh
teman sekelas. Selain itu ada program membersihkan perpustakaan bagi anak kelas
4 sampai dengan kelas 6.
Setelah membersihkan perpustakaan, mereka mendapat hadiah berupa uang yang
dimasukkan sebagai uang kas di kelas mereka masing-masing.
2. Program
membaca di Sekolah Lebah Putih Salatiga
Setiap
pekan murid diwajibkan membaca 1 buku dan menuliskannya. Setelah membaca murid
menuliskan judul buku dan menempelkannya pada bekas botol plastik yang dibentuk
menyerupai bunga. Dari botol tersebut guru dapat mengetahui buku apa yang telah
dibaca murid dalam satu periode tahun ajaran.
3. Adanya
program mengundang pendongeng ke sekolah di Sekolah Alam Harapan Kita Klaten.
Program ini sangat
menarik bagi siswa dan bisa menjadi alternatif kegiatan selain membaca buku
sendiri.
4. Program perpustakaan pribadi untuk anak-anak di
lingkungan
Di Klaten terdapat sebuah perpustakaan pribadi yang
menyediakan buku bacaan untuk lingkungan sekitarnya. Pemilik perpustakaan
meminjamkan buku secara gratis. Perpustakaan hanya sederhana dengan menata buku
di teras rumah, namun anak-anak antusias untuk membaca karena suasana nyaman.
5. Program
Ayo membaca Koran Solo Pos. Program ini adalah program dari Koran Solo Pos ke
sekolah-sekolah diantaranya sekolah dasar. Di dalam program ini ada pentas seni
dan ajang unjuk potensi siswa. Selanjutnya diadakan kegiatan membaca koran
bersama. Setelah itu anak-anak diminta menceritakan bagian apa dari koran
tersebut yang menarik untuk dibaca. Selain itu Koran Solo Pos juga mengadakan
puncak acara Ayo membaca di pusat
perbelanjaan sehingga
bisa menarik lebih banyak kalangan terlibat dalam program tersebut.
Kerjasama semua pihak
Masa
usia sekolah dasar merupakan masa yang penting untuk menumbuhkan budaya baca. Saat usia ini
anak sudah memiliki budaya
baca yang tinggi maka hal tersebut akan berlanjut sampai ke usia dewasa.
Setidaknya ada empat hal yang dapat
menumbuhkan budaya baca di sekolah dasar :
1.
Adanya pilihan buku
yang dibaca
Anak-anak
bisa menentukan sendiri buku apa yang dibaca dan bagaimana cara mereka
membacanya baik melaui buku konvensional, buku audio, maupun menggunakan buku
elektronik.
2. Ketersediaan
buku di dekat anak-anak
Adanya
buku yang dapat dijangkau secara fisik oleh anak-anak dan adanya tema buku yang
sesuai dengan usia dan jenis kelamin anak-anak dapat meningkatkan budaya baca anak.
3. Dukungan
Adanya
dukungan dari orang tua, guru, dan lingkungan dalam membaca sangat mempengaruhi
budaya baca anak. Salah
satunya tersedianya tempat membaca yang nyaman dan ramah anak.
4. Kreativitas
Adanya
kreativitas dalam melakukan aktivitas membaca menyesuaikan gaya belajar anak
yang dilakukan orang tua, guru, maupun komunitas sangat mempengaruhi budaya baca anak. Kreativias
memacu rasa ingin tahu anak untuk membaca lebih banyak.
Dalam
menumbuhkan budaya
baca di sekolah dasar memerlukan kerjasama semua pihak mulai dari orang tua,
sekolah, teman sebaya (lingkungan), dan juga masyarakat. Dengan adanya
kerjasama dan dukungan semua pihak semoga tingkat literasi dan budaya baca anak usia sekolah
dasar dapat meningkat.
Sumber
Bacaan:
Majalah Ummi, Perpustakaan Hebat dan Keterpelajaran Warga, Agustus 2017
Majalah Ummi, Melayani Masyarakat dengan Perpustakaan Umum, April 2017
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak,
GazaMedia, 2016
37 Ways to Help Kids Learn to Love Reading. www.edutopia.org
Patmi
Kumala Sari. 2014. Menumbuhkan Minat Baca pada Anak Usia Sekolah. www.patmikumalasari.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar