Langsung ke konten utama

Berlatih Komunikasi Produktif



Berlatih Komunikasi Produktif

Melatih komunikasi produktif merupakan hal yang penuh perjuangan bagiku. Walaupun sudah sering mendengar tentang cara berkomunikasi yang produktif kepada pasagan maupun anak, kadang teori pengetahuan hanya sebatas pengetahuan dan tidak dipraktekan saat membutuhkan.
Bismillah mulai hari ini ikut game level 1 bunsay belajar komunikasi produktif. Hari pertama aku memilih untuk mengendalikan emosi saat menghadapi kedua putriku. Kakak Tsabita (9 tahun) yang suka menjahili adiknya dan adik Mufidah (16 bulan) yang sedang belajar bicara. Tadi pagi kakak seperti biasa menjahili adik dan membuat adik menagis. Sebaliknya adikpun tidak mau kalah ikut membalas dengan tangan kecilnya. Aku menunggu sesaat, setelah agak reda perdebatannya. Aku mendekati mereka, dan memberi pengertian kepada kakak bahwa adik hanya meniru apa yang diperbuat kakaknya. Jika kakak memukul, maka adik akan memukul. Jika kakak berteriak, adik juga akan melakukan hal yang sama. Pelan-pelan kakak mengerti dan aku pun berusaha untuk mengendalikan emosi saat menjelaskannya.
Komunikasi produktif kepada pasangan yang ingin saya latihkan adalah choose the right time. Biasanya aku memberondong suami dengan pertanyaan sesampainya dia di rumah. Kadang aku tahu juga waktunya kurang tepat, tapi aku penasaran dengan apa yang telah dilaluinya hari itu. Mulai hari ini belajar untuk menunda pertanyaan sampai suami menyelesaikan urusannya. Dengan begitu dia bisa mencertitakan harinya tanpa merasa di-interograsi.
Bismillah semoga bisa menjadi lebih baik dalam mengarungi kehidupan dengan belajar dan menerapkan komunikasi produktif.
#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Dongeng si Tompel (1)

Dongeng si Tompel (1) Adik yang baru berumur 2 tahun ssangat senang jika dibacakan cerita atau didongengi. Kali ini saya mengarang cerita berdasarkan gambar yang ada di halaman belakang Bobo Junior. Gambar yang terdiri dari 4 gambar berurutan tanpa teks membuat saya berkreasi mengarang membuat cerita. Salah satu dongeng Tompel favorit adik adalah cerita si Tompel saat bermain bola sendiri. Di sampingnya ada ikan di akuarium memperhatikannya. Kemudian bola si Tompel masuk ke dalam akuarium. Blup...suara bola mengagetkansi ikan. Ikan merasa kesal dan ddengan sekuat tenaga ikan menyundul bola keluar akuarium dengan kepalanya. Wusss...bluss...bola masuk ke gawang. Tompel terkaget-kaget. Hi..ceritanya sederhana ya. Meski demikian adik sangat menyukainya. Dia menirukan gerakan menyundul bola dan selalu menyukai cerita itu. #Tantangan10hari #Level10 #KuliahBunsayIIP #GrabYourImagination

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s