Langsung ke konten utama

False Celebration


Alhamdulillah minggu kelima kelas kupu-kupu ini saya bisa mengerjakan tugas. Setelah mendengarkan video live FB Bu Septi rasanya makjleb, terasa tersindir. Memang selama hampir 5 minggu ini saya merasa kurang optimal program mentorshipnya. Bukan karena mentor yang tidak membimbing, namun saya sendiri yang seperti kehilangan semangat.

Ada beberapa faktor diantaranya : aktivitas kantor sudah mulai biasa dan situasi di kantor karena pandemi ini tidak seperti dulu. Kalau dulu sebelum pandemi, saat istirahat saya bisa sholat di masjid sekalian istirahat dan masa istirahat bisa saya manfaatkan untuk latihan fisik lengan saya yang belum juga sembuh pasca operasi 4 bulan yang lalu. Akibatnya perkembangan kesembuhan lengan saya seperti agak mundur. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi semangat saya termasuk semangat saya dalam mengikuti kelas kupu-kupu ini.

Penyebab kedua karena fokus saya ke manajemen emosi tapi untuk curhat dengan mentor saya agak ragu karena saat berdiskusi saya merasa tidak bisa cerita banyak baik saat di kantor maupun di rumah. Saat menelpon di kantor saya tidak mungkin curhat karena ada banyak telinga di sana dan yang saya obrolkan adalah masalah manajemen emosi saya sendiri. Sedang saat di rumah saya juga belum nyaman karena  saya tinggal bersama orang tua dan manajemen emosi saya selain karena urusan dengan anak kadang kala berurusan dengan orang tua.

Yah, begitulah tapi saya merasa cukup senang dengan adanya false celebration ini. Saya menyadari kesalahan saya dari awal karena tidak memasang target tidak seperti tantangan 30 puluh hari sebelumnya yang saya memasang target untuk tidak berteriak kepada anak.

Dengan false celebration saya menyadari kesalahan saya adalah : tidak memiliki target dan kurang fokus. Saya berencana memulai lagi target untuk tidak mudah terpancing emosi (baik karena urusan dengan anak, orang tua, dan kantor) dan melakukan langkah self healing dan sadar nafas secara rutin.

Terima kasih kepada mentor yang memahami keadaan saya dan yang say ingat pesan mentor bahwa dalam mendidik anak kita niatkan dan kembalikan semua urusan kepada Allah. Kita hanya menjalankan. Terima kasih sudah mengingatkan untuk kembali berserah atas semua yang terjadi di hidup ini.

Tujuan saya
Langkah saya
Deadline saya
Progres saya

Bisa manajemen emosi (tidak mudah terpancing emosi di segala kondisi baik di rumah maupun di kantor)

-          Self healing
-          Sadar nafas

Tahun ini lebih stabil emosi

Belum begitu baik. Kadang stagnan bahkan mundur karena tidak melakukan langkah dengan rutin




#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s

Anggur yang Asam

Anggur yang Asam Setiap bulan saya membeli majalah wanita Ummi . Di dalam majalah tersebut terdapat bonus majalah Permata . Majalah Permata selalu ditunggu oleh Kakak Ts. Dia selalu antusias membaca majalah Permata . Walaupun hanya tipis, isi majalah tersebut cukup berbobot. Ada kolom cerita bergambar, surat pembaca, ilmu pengetahuan, dan juga karya anak. Dari semua kolom yang ada di Majalah Permata , salah satu kolom yang menjadi favorit Kakak Ts adalah kolom cerita di surau . Kolom cerita di surau menceritakan tentang cerita ustad yang mengajari anak-anak mengaji di masjid. Ustad tersebut memberi cerita kepada anak-anak tentang kisah Rasululloh. Cerita dihubungkan dengan masalah yang yang dihadapi anak-anak dengan kondisi serupa di masa Rasululloh SAW. Cerita kali ini yang dibaca oleh Kakak Ts berjudul Anggur yang Asam . Kisah ini menceritakan bagaimana Rasululloh begitu menghargai dan menjaga perasaan para sahabatnya. Saat itu Rasululloh mendapat hadiah anggur