Langsung ke konten utama

Dampak Jika Sampah Tidak dikelola


Dampak Jika Sampah Tidak dikelola


Belum banyak yang tahu bahwa hari ini tanggal 5 Juni adalah peringatan hari lingkungan hidup sedunia. Termasuk saya yang juga baru saja tahu tentang peringatan hari lingkungan hidup. Selama ini saya baru tahu tentang peringatan hari bumi dan hari air yang biasa diperingati di sekolah anak saya.

Tujuan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tidak lain adalah demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi (Sumber :Wikipedia)

Peringatan hari lingkungan hidup kali ini seiring dengan semakin maraknya penggunaan plastik yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Plastik sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari ternyata memberi dampak kerusakan luar biasa. Kerusakan baik di bumi maupun di laut. Ngeri juga membayangkan dari sampah plastik yang saya buang bisa berefek sebegitu buruk bagi lingkungan. Padahal bumi ini hanya satu ya dan anak cucu kita nanti mau seperti apa jika bumi sudah sebegitu rusak.

Saya jadi ingat salah satu ayat Al Qur’an bahwa tangan manusia lah yang membuat kerusakan di bumi.  Plastik merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar. Sampah memang sudah menjadi masalah bersama. Apalagi jika sampah tersebut tidak dikelola. Sampah yang tercampur antara organik dan anorganik, hanya menggunung berakhir di TPA atau sungai.

Saya memiliki pengalaman tentang sampah tidak dikelola. Dulu sewaktu kecil ayah saya memelihara ayam. Suatu hari ayam peliharaan itu mati dan ternyata setelah dipotong ketahuanlah bahwa ayam tersebut mati karena makan karet gelang. Cukup mengenaskan ya. Dan ternyata sekarang banyak sekali hewan yang mati karena sampah di sekitar kita. Inilah saatnya berbuat sesuatu dengan memulai langkah kecil mengurangi sampah plastik dan memilah sampah.

#belajarzerowaste  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awan dan Perjalanan

Awan dan Perjalanan Perjalanan selalu menyenangkan bagi keluarga kami. Dulu sewaktu orangtua saya atau simbah kakak Ts tinggal berpuluh kilo meter dari rumah kami, kami ada agenda rutin mudik. Sekarang saat simbah tinggal bersama kami, agenda perjalanan tetap ada. Agenda silaturahmi diantaranya. Saat perjalanan merupakan family time terlama bagi kami. Dalam perjalanan kami bisa berbagi cerita dan tertawa. Begitu juga saat perjalanan kemarin, saya tertarik untuk melihat langit dan mengamati awan. Pagi hari yang cerah saat itu pemandangan langit sangat indah berwarna biru dengan dihiasi gumpalan awan putih yang terlihat lembut seperti kapas. Kami pun saling mengamati langit. Dari cerita awan tersebut, kakak ingat pelajarannya di sekolah. Kakak bercerita bahwa awalnya hanya ada satu awan kecil, lalu awan-awan kecil itu bergabung menjadi satu dan menggumpal menjadi awan besar. Saat awan besar sudah penuh dan berat terjadilah hujan yang turun ke bumi. Hmm...ternyata ...

Belajar Perkalian

Belajar Perkalian Kakak Ts yang sudah duduk di Kelas 4 ini sudah mulai menghafal perkalian secara intensif. Sebenarnya perkalian sudah dikenalkan sejak Kakak kelas 3, namun waktu itu belum intensif dalam menghafal. Hanya beberapa saja yang dihafalnya. Kalau dari sekolah Kakak memang tidak memaksa untuk menghafal. Namun pelajaran matematika di sekolah saat ini sudah sampai materi KPK (kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB (faktor persekutuan terbesar). Keduanya memerlukan pengetahuan tentang perkalian dan pembagian. Oleh karena itu Kakak harus memiliki dasar pengetahuan tentang perkalian. Bagi kakak menghafal perkalian tidak mengasyikkan dibandingkan menghafal Al Qur’an. Saya mengatakan bahwa keduanya baik dan penting. Menghafal Al Quran penting karena sebagai bekal kita di dunia dan akhirat. Menghafal perkalian pun penting sebagai bekal di dunia. Saya mengatakan bahwa perkalian akan kita gunakan terus sepanjang hidup.   Contohnya saat berbelanja barang kebutuhan...

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta

Resensi Buku: Mendidik Anak dengan Cinta Identitas Buku Judul: Mendidik Anak dengan Cinta Nama Penulis: Steve Biddulph dan Shaaron Biddulph Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2006 Ketebalan Buku: 196 halaman ISBN: 979-22-1916-1 Anak-anak kita yang lahir ke dunia karena cinta namun dalam perjalanan membesarkan anak kadang kita kurang mencintai mereka dengan tulus. Segala tingkah polah mereka kadang membuat orang tua kehilangan akal. Untuk mengatasi hal itu biasanya orang tua mencari saran dan masukan ilmu pengasuhan dari orang tua, lingkungan, maupun para ahli. Mendidik Anak dengan Cinta mengupas berbagai hal penting yang menjadi keprihatinan orang tua dengan menyuguhkan gagasan inspiratif untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan anak. Buku ini mengajak para orangtua untuk menerima anak apa adanya dan memberikan cinta yang tulus kepada mereka. Buku ini berisi delapan bab yang terdiri dari pembahasan menerima anak sebagai kar...