Langsung ke konten utama

Telur Oranye : Ilmu pendukung Ketrampilan di Telur Merah






Yeay…memasuki minggu ketiga di kelas Buncek ini membuat saya lebih memahami diri saya sendiri. Terima kasih Bu Septi atas dongengnya yang selalu saya nantikan dan dengarkan dengan antusias.


Beberapa kesenangan saya di telur hijau ternyata tidak selalu berjalan mulus karena ada beberapa hal pengganggu yang saya alami. Hambatan dari diri sendiri karena belum bisa mengelola emosi dengan baik dan mengatur waktu dengan efisien dan efektif menyebabkan saya sering kewalahan, kelelahan, rumah berantakan, dan protes dari suami dan anak karena saya terlalu sibuk berkegiatan di luar.


Alhamdulilah dengan mengikuti bunda cekatan ini saya bisa introspeksi diri. Ternyata yang harus saya pelajari adalah diri saya sendiri dulu, apa yang membuat saya bahagia, dan baru saya bisa menyebarkan kebahagiaan kepada orang di sekitar saya (suami, anak, orangtua, lingkungan).


Selama ini saya belajar untuk mendukung peran saya sebagai istri dan sebagai ibu, namun ilmu yang saya dapatkan kadang hanya sebatas pengetahuan saja. Saya belum mengamalkan ilmu tersebut. Ketika dihadapkan pada situasi yang saya seharusnya sudah bisa tenang karena tahu ilmunya, kenyataannya saya sering gagap. Rupanya saya belum Bahagia dengan diri saya sendiri, urusan saya belum selesai. Saya masih tersandung dalam mengelola emosi. Saya juga masih terkendala dalam manajemen waktu. Padahal tugas dan tanggung jawab saya sebagai anak, istri, ibu, dan karyawan terus ada setiap hari dan rawan konflik jika saya tidak bisa mengelola emosi dengan baik.


Berawal dari hal itulah saya mulai memantapkan diri untuk mempelajari ilmu tentang mengelola emosi dan beberapa turunannya. Berikut adalah cara belajar saya :


Tujuan Belajar Saya

Saya bisa mengelola emosi dengan baik dalam berbagai situasi sehingga saya merasa Bahagia dan tidak mudah melakukan hal buruk yang tidak perlu. Saya yang Bahagia karena bisa mengelola emosi dapat menularkan aura bahagia ke orang terdekat saya

Ilmu yang dipelajari

-          Anger management
-          Self healing dan Yoga
-          Enlightening parenting


Sumber Ilmu

-          Buku (anger management, enlightening parenting)
-          Mengundang guru (yoga, self healing)
-          Ikut sharing EP
-          Berdiskusi dengan praktisi

Cara Belajar

-          Mendengarkan rekaman audio, melihat video, membaca saat sendiri
-          Membuat catatan pengingat
-          Mempraktekan 1 ilmu setiap hari
-          Evaluasi dalam hati secara harian
-          Evaluasi tertulis (poin) secara mingguan
-          Menceritakan ke lingkungan sekitar bahwa saya sedang mempelajari dan mempraktekan ilmu



Saya rasa itu ilmu yang saya perlu pelajari segera agar dapat mengelola emosi dengan terampil. Ketrampilan lain berkaitan dengan pola hidup sehat, manajemen waktu, cara belajar dengan cepat dan mengelola keuangan saya pelajari juga dalam waktu cepat. Artinya saya tidak perlu mendalami saat 5 bulan ini. Namun saya tetap mempelajai keempat ilmu tersebut secara sekilas dalam rangka saya bisa mempelajari ilmu yang berkaitan mengelola emosi.



#janganlupabahagia

#jurnalminggu3

#materi3

#kelastelur

#bundacekatan

#buncekbatch1

#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan

Membuat Poster Marhaban Ya Ramadhan   Kali ini saya menceritakan family project kami yang sudah lalu di ramadhan tahun ini. Proyek ini juga merupakan tugas bersama orangtua dan anak dari sekolah Kakak Ts. Proyeknya adalah membuat poster dalam rangka menyambut bulan ramadhan. Dengan memanfaatkan kertas yang ada di rumah, kami membuat poster tersebut. Tugas membuat poster dari sekolah sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Dulu saat dia umur 7 Tahun hampir semuanya saya yang mengerjakan tugas membuat poster. Kakak Ts hanya membantu menempel kertas. Selain baru belajar, tugas membuat poster itu juga merupakan proyek bersama orang tua dan anak. Sekarang saat dia berumur 9 tahun sudah cukup mendiri dalam membuat poster ramadhan-nya. Hampir semua dia lakukan sendiri mulai dari mencari kertas warna-warni, membuat tulisan dan gambar, dan menempelkannya pada kertas poster. Saya hanya membantu sedikit dengan memberikan finishing touch agar hasilnya terlihat lebih baik. Alha

Dongeng si Tompel (1)

Dongeng si Tompel (1) Adik yang baru berumur 2 tahun ssangat senang jika dibacakan cerita atau didongengi. Kali ini saya mengarang cerita berdasarkan gambar yang ada di halaman belakang Bobo Junior. Gambar yang terdiri dari 4 gambar berurutan tanpa teks membuat saya berkreasi mengarang membuat cerita. Salah satu dongeng Tompel favorit adik adalah cerita si Tompel saat bermain bola sendiri. Di sampingnya ada ikan di akuarium memperhatikannya. Kemudian bola si Tompel masuk ke dalam akuarium. Blup...suara bola mengagetkansi ikan. Ikan merasa kesal dan ddengan sekuat tenaga ikan menyundul bola keluar akuarium dengan kepalanya. Wusss...bluss...bola masuk ke gawang. Tompel terkaget-kaget. Hi..ceritanya sederhana ya. Meski demikian adik sangat menyukainya. Dia menirukan gerakan menyundul bola dan selalu menyukai cerita itu. #Tantangan10hari #Level10 #KuliahBunsayIIP #GrabYourImagination

Menghitung Tutup Botol UHT

Menghitung Tutup Botol UHT Sore itu Adik Fd bermain di rumah saja. Musim hujan sekarang ini tidak nyaman untuk bermain di luar. Seperti kebanyakan batita yang aktif, adik kecil ini pun bermain apa saja dengan benda yang ada di sekitarnya. Kebetulan dia melihat sekumpulan tutup botol bekas UHT di plastik. Tutup botol UHT memang sengaja tidak saya buang dengan alasan beberapa hal yaitu memanfaatkan barang bekas sebagai sarana berhitung anak dan juga sebagai sarana kreativitas dengan mewarnainya dengan cat air beraneka warna. Untuk alasan pertama sudah bisa terwujud yaitu sebagai sarana Adik Fd menghitung angka satu sampai sepuluh. Untuk alasan kedua belum terwujud karena saya belum sempat mengajak anak-anak untuk mengecat tutup botol tersebut. Setelah mendapatkan tutup botol tersebut, Adik Fd menyebarkannya dan memasukkannya kembali ke dalam botol. Hal seperti itu dilakukannya beberapa kali. Agar aktivitas tersebut bermakna, saya mendampingi dengan menyebutkan angka satu s